Sosiologi Universitas Dayanu Ikhsanuddin

Selasa, 05 Mei 2015

Launching Buku 'Dinamika Tanah Wolio: Sejarah, Kontinuitas dan Perubahan'

Buku Dinamika Tanah Wolio: Sejarah, Kontinuitas dan Perubahan. Ditulis bersama oleh Dr. La Ode Abdul Munafi dan Dr. Andi Tenry. Keduanya adalah Dosen Sosiologi FISIP Universitas Dayanu Ikhsanuddin.

Rektor Universitas Dayanu Ikhsanuddin, Ir. H. La Ode Sjamsul Qamar, MT, memberikan sambutan pada acara Launching Buku 'Dinamika Tanah Wolio: Sejarah, Perubahan dan Kontinuitas.'



Dr. La ode Abdul Munafi (kiri) dan Dr. Andi Tenry (kanan), berpose bersama salah seorang peserta Launching Buku.

Read More

Seminar Hari Kartini

Dosen Sosiologi FISIP Unidayan, Ainun Zaujah, S.Sos, sedang menyampaikan kajian Sosiologi Gender, pada seminar Hari Kartini, yang diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah Kampus Fastabikhul Khairat Universitas Dayanu Ikhsanuddin. Baubau, 21 April 2015.




Read More

Brosur Penerimaan Mahasiswa Baru Sosiologi Universitas Dayanu Ihsanuddin Tahun Akademik 2015/2016





Read More

Minggu, 22 Februari 2015

Menyelami Samudra Anak (Sebuah Kajian Sosiologi Keluarga)

Oleh: Ainun Zaujah  
            Kita semua ternyata tidak siap menjadi orangtua. Kita bersekolah untuk menjadi ahli di bidang masing-masing, tetapi tdak untuk menjadi Ayah-Ibu. Ilmu dan Teknologi berkembang, kita tetap menggunakan "cara lama" dalam mengasuh anak kita ( Elly Risman Musa, S.Psi).
          Menjadi orang tua adalah Amanah Allah yang terindah bagi kehidupan saya. Diberi kesempatan oleh Allah untuk hamil tiga kali sampai detik ini adalah sebuah kesyukuran buat saya. Meski kehamilan kedua sempat mengalami keguguran dan menjadi pengalaman hidup tersendiri buat saya. Setelah anak-anak mulai memasuki tahap perkembangannya, ternyata anak yang lahir dari rahim kita memiliki karakter yang berbeda dengan kita. Sehingga, kitapun harus terus menjelajahi dunia mereka, melakukan tahap pengenalan dengan apa yang menjadi kesukaan mereka, kapan mereka marah, gembira dll. 
          Dua anak yang saya miliki hari ini, punya karakter yang berbeda. Faiz yang dominan kinestetik, Qonitah yang menggabungkan 3 modalitas belajar sekaligus visual-auditori,kinestetik. Faiz sudah mengalami proses tes gaya belajar lewat pelatihan yang saya dan abi ikuti leawat Konsultan pendidikan dari Surabaya, sedangkan Qonitah baru hasil observasi saya. 
            Istilah gaya belajar ini, saya dapatkan sekitar 1 tahun yang lalu. Alhamdulillah, menjadi orang tua ternyata harus terus belajar. Awalnya saya sempat bingung dengan karakter faiz yang dominan kinestetik tersebut. Apalagi waktu awal masuk Sekolah Dasar tidak mau menulis. saya suka bertanya pada wali kelasnya tentang perkembangan faiz di sekolah. kata gurunya: " Tidak apa bu, anak kelas 1 belum mau menulis itu hal biasa. kami tidak bisa memaksa dan menekan anak, biarkan alami saja. Sambil ibu support faiz di rumah". Alhamdulillah, saya memilihkan sekolah yang tepat buat faiz. sekolah yang dalam kesehariannya memiliki visi yang sama dengan pendidikan faiz di rumah. ini tidak terjadi secara kebetulan. Saya sampai survey ke beberapa sekolah. dan yang menjadi pertimbangan saya adalah bukan karena sekolah itu terkenal, favorit, banyak pendaftar dll. Tapi, yang menjadi pertimbangan awal saya adalah. bagaimana kualitas gurunya. Bagaimana keteladanan yang dimiliki gurunya. Apakah gurunya sering ikut pelatihan dll. Alhamdulillah SD Integral menjadi pilihan saya. Meski lokasinya agak jauh dari perumahan. 
             Perlahan, namun pasti saya terus menyelami pribadi faiz. saya akhirnya sadar, menjadikan diri saya sebagai patokan dalam menilai faiz bukanlah hal yang bijak. saya yang paling semangat ketika mendengar kata sekolah dan belajar sejak TK sampai duduk di perguruan tinggi. awalnya stress mendengar cerita gurunya, kalau faiz tidak mau menulis. Alhamdulillah 1 bulan kemudian, Faiz menunjukkan semangat yang berbeda tentang sekolah. Faiz sudah mau menulis. bahkan pulang sekolah, ingin menulis terus, jadi rajin mengaji, rajin makan, sesuatu hal yang tidak pernah saya menduga sebelumnya. 
              Faiz mulai tumbuh menjadi anak baik memasuki usianya 6 tahun. usia 0-5 tahun adalah masa saya terus belajar, bahkan suka menangis dalam mengasuh faiz. karena ternyata anak dengan gaya belajar kinestetik punya dunia sendiri yang harus kita selami dengan ilmu, doa dan tawakkal pada Allah. Anak kinestetik adalah anak yang gaya belajarnya lebih mudah memahami sesuatu dengan menyentuh bendanya. gak bisa duduk diam, kalau menangis selalu minta dipeluk atau digendong. Metode guru dalam mengajar anak dengan gaya belajar kinestetik harus kreatif. Ketika anak visual belajar di kelas dengan duduk manis tidak banyak gerak, anak kinestetik justru sering dilabeli nakal karena di kelas tidak bisa duduk diam. Maka seorang guru harus mengikuti pelatihan secara berkesinambungan agar mengetahui cara menaklukkan anak kinestetik dengan strategi mengajar yang beragam dan kreatif. Untuk hal ini, Alhamdulillah saya sudah ikut pelatihannya. Meski bukan seorang guru, saya sangat suka dengan dunia pendidikan. Terutama dunia pendidikan anak. 
              Inilah berkahnya. Lewat faiz, akhirnya saya menjadi orangtua yang terus belajar, mencari ilmu sebanyak-banyaknya tenyang banyak hal. Alhamdulillah, seiring dengan usianya yang semakin bertambah, Faiz mulai jadi anak manis. Mau belajar. Mau duduk, tapi tetap harus diberi ruang untuk bergerak. Misalnya ketika belajar IQRO. sesekali anak kinestetik, akan meminta durasi waktu dengan berkata " Umi, nanti saya lanjut ngaji, 3 menit lagi ya mi". Jika, orang tua tidak paham dengan dunia mereka. pasti tidak mengizinkan. Tapi, justru anak kinestetik lebih nyaman belajar dengan berjeda. Mereka membutuhkan ruang untuk bergerak. Justru jeda-jeda tersebut akan me-refresh pikiran mereka sehingga siap mengeksplore materi lainnya ( Bunda Wening, Trainer, Terapis dan Konselor Parenting). Terimakasih ya Allah atas nikmatMu yang tak bertepi. 

(Baubau, 20 September 2014, pukul 4 pagi)
Gambar: Madinatur.net
Read More

Analisis Kebijakan Sosial (Hartini Amin, S.Sos,M.Si)


Read More

Pengembangan SDM (Asran Abdullah, S.Sos,M.Si)

Read More

Data Dosen Tetap Sosiologi



Read More
Diberdayakan oleh Blogger.

© Sosiologi Universitas Dayanu Ikhsanuddin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena