Kamis, 27 Februari 2014

Sejarah Singkat Unidayan

              Melalui pertimbangan bahwa para pemuda-pemudi di Buton setamat SMA harus keluar pulau Buton untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Kendari, Makassar dan di pulau Jawa. Keadaan tersebut pasti membutuhkan dana yang cukup besar dan memberatkan para orang tua sedangkan kondisi masyarakat Buton pada unumnya masih sederhana dengan kemampuan ekonomi sangat terbatas. Atas pertimbangan tersebut maka pada tahun 1982, Drs. H. La Ode Manarfa, Drs. La Ode Malim dan beberapa tokoh masyarakat Buton di Jakarta berinisiatif mendirikan sebuah perguruan tinggi di Baubau, guna meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia di daerah Buton dan sekitarnya. Tindak lanjut dari itu maka dibentuklah Yayasan Pembina Universitas Dayanu Ikhsanuddin dihadapan Notaris Bebasa Daeng Lewang pada tanggal 23 Januari 1982 (No. 122 tanggal 23 Januari 1982). Susunan para pendiri Yayasan adalah: 
• Drs. H. La Ode Manarfa
• Drs. La Ode Malim 
• Ny. Hj. Wa Ode Daawia Manarfa 
• La Ode Rasyid Manarfa 
• Ir. H. Abdul Madjid Sarah 
• Ny. Hj. Wa Ode Almama Manarfa Madjid 
• Ir. Madjid Ige 
               Sebagai Rektor Pertama ditunjuk Drs. La Ode Malim yang mulai merintis pembukaan Universitas Dayanu Ikhsanuddin di Baubau sejak awal 1983 hingga akhir hayatnya tahun 1985. Izin Terdaftar Universitas Dayanu Ikhsanuddin di peroleh pada tahun 1986 sesuai Surat Keputusan Mendikbud No. 0533/O/1986 tanggal 5 Agustus 1986. Pada tahun 1995 diadakan perubahan susunan pengurus Yayasan Pembina Universitas Dayanu Ikhsanuddin sesuai akta Notaris (Pembantu) AM. Kasim Siruhu SH No. 25 tanggal 22 Mei 1995, menjadi sebagai berikut: 
• Penasehat : Drs. H. La Ode Manarfa 
• Ketua Umum : Wa Ode Maasra Manarfa Sjamsul Qamar, S.Sos 
• Ketua I : dr. H. L.M Izzat Manarfa M.Sc 
• Ketua II : Wa Ode Muzida Asis, S.Sos 
• Sekretaris I : Hj. Wa Ode Zalmat Manarfa, S.H 
• Sekretaris II : Drs. Rasiu 
• Bendahara I : Hj. Wa Ode Almama Abdul Madjid Sarah 
• Bendahara II : L.A Banioe 
• Komisaris Utama : Ir. Abdul Madjid Sarah (mengundurkan diri bulan Oktober 2002) 
• Anggota : Hj. Wa Ode Daawia Manarfa 
                 Setelah meninggalnya Drs. La Ode Malim pada tahun 1985, Ir. H. L.M Sjamsul Qamar. MT ditunjuk sebagai pelaksana Rektor sampai ditetapkan Rektor Definitif yakni Drs. H. La Ode Manarfa pada tahun 1986. Drs. H. La Ode Manarfa menjalankan tugas sebagai Rektor ke-2 sampai akhir tahun 2002. Dengan berakhirnya masa tugas Drs. La Ode Manarfa sebagai Rektor ke-2, pada akhir Tahun 2002 dilakukan pemilihan Rektor untuk menetapkan jabatan Rektor ke-3 Universitas Dayanu Ikhsanuddin. Sesuai keputusan Rapat Senat Universitas tanggal 30 Desember 2002 ditetapkan Ir. H. Abdul Madjid Sarah sebagai Rektor ke-3. Pelantikan Ir. Abdul Madjid Sarah sebagai Pejabat Rektor ke-3 dilakukan oleh Ketua Yayasan Pembina Unidayan pada tanggal 06 Januari 2003 yang dihadiri oleh Koordinator Kopertis Wil. IX Sulawesi (Dr. H. Abdul Rauf Patong ) dan beberapa petinggi daerah Buton. 
                  Berkat komitmen dan kerja keras pada founding father dan warisan yang ditinggalkannya berupa disiplin dan loyalitas, kini Unidayan berhasil memposisikan diri sebagai salah satu Perguruan Tinggi terkemuka di Jazirah Sulawesi Tenggara. Berdasarkan hasil penelitian Lembaga International College and Universities pada bulan Januari 2012 dari kurang lebih 12.000 PTN dan PTS di Indonesia, Unidayan berada pada peringkat 261 dari 318 Perguruan Tinggi Terbaik se Indonesia. Untuk wilayah Sulawesi, Unidayan berada pada peringkat ke-2. 
                 Nama Universitas Dayanu Ikhsanuddin diambil dari nama Sultan Buton ke ke-6 yaitu La Elangi dengan gelar "Sultan Dayanu Ikhsanuddin". Dayanu Ikhsanuddin adalah seorang tokoh besar Buton yang melahirkan konsep Murtabat Tujuh yang dikenal hingga kini. Konsep yang dilahirkannya terimplementasi ke dalam sistem ketatanegaraan Kesultanan Buton dan sistem adat istiadat masyarakat Buton. Dan di masa kini menjadi obyek penelitian dari berbagai pakar baik dalam maupun luar negeri. 
(Sumber: www.unidayan.ac.id)
Read More

Rabu, 26 Februari 2014

Sistem Informasi



Sistem Informasi

           
           Sistem informasi manajemen program studi Sosiologi Fisip Unidayan dapat di akses dalam Blog Program Studi dan melalui papan informasi Fakultas. Untuk fasilitas yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah papan tulis, infocus(LCD), laptop dan email dosen. Email dosen biasanya digunakan untuk pengumpulan tugas mahasiswa maupun untuk diskusi antara dosen dan mahasiswa. Program studi Sosiologi memiliki perpustakaan yang terintegrasi dalam perpustakaan Fakultas serta perpustakaan Universitas. Selain itu terdapat pula 2 unit mobil internet yang disiapkan Universitas yang dapat digunakan oleh mahasiswa dalam berkomunikasi dengan dosen atau dalam berkomunikasi dengan pihak lain yang dapat menunjang kualitas belajar mahasiswa.


(Sumber gambar: yifero.wordpress.com)
Read More

Pembimbingan Akademik



Proses pembimbingan akademik yang diterapkan pada Program Studi ini dalam hal-hal berikut: 

1 Tujuan pembimbingan

          Memberi bantuan kepada mahasiswa  agar dapat menyelesaikan  studi secepatnya dan memilih bidang tugas sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya. Bentuk  kegiatan  berupa  konseling  pribadi, konseling pendidikan dan bimbingan karier oleh dosen penasehat akademik. Konseling pribadi yaitu bimbingan yang berkaitan dengan masalah-masalah pribadi  dan  cara-cara  pemecahannya. Konseling  pendidikan  yaitu  bimbingan  yang berkaitan  dengan  masalah  akademik. Bimbingan karier mahasiswa yaitu bimbingan yang ditujukan untuk membantu dalam memilih lapangan kerja serta karier yang sesuai. Dalam pelaksanaannya,  kegiatan  bimbingan  dan konseling tidak hanya dilakukan pada setiap pengisian  Kartu  Rencana  Studi namun juga dilakukan sewaktu-waktu di luar jam  perkuliahan  terutama  bagi  mahasiswa yang membutuhkan bimbingan intensif. Setiap dosen  penasehat akademik diharapkan  dapat  memonitor  perkembangan studi setiap mahasiswa yang di bimbingnya. Dalam pelaksanaannya, apabila masalah yang dihadapi mahasiswa tidak dapat di selesaikan oleh penasehat akademik, maka diperlukan rujukan bimbingan dan konseling ke tingkat Fakultas. Hasil  yang  diharapkan  adalah  mahasiswa dapat  berhasil  dengan  baik  selama melaksanakan  studinya  ditunjukkan  dengan Indeks Prestasi tiap semester dan mahasiswa mampu  mengembangkan  pribadinya  agar menjadi manusia yang dewasa, mantap dan bertanggung jawab.

 2 Pelaksanaan pembimbingan

           Dalam  pelaksanaannya,  kegiatan  bimbingan dan  konseling  tidak  hanya  dilakukan  pada setiap  pengisian  Kartu  Rencana Studi namun juga dilakukan sewaktu-waktu di  luar  jam  perkuliahan  terutama  bagi mahasiswa  yang  membutuhkan  bimbingan intensif. 

3 Masalah yang dibicarakan dalam pembimbingan

           Bentuk  kegiatan  berupa  konseling  pribadi, konseling pendidikan dan bimbingan karier oleh dosen penasehat akademik. Konseling pribadi yaitu bimbingan yang berkaitan dengan masalah-masalah pribadi  dan  cara-cara  pemecahannya. Konseling  pendidikan  yaitu  bimbingan  yang berkaitan  dengan  masalah  akademik. Bimbingan karier mahasiswa yaitu bimbingan yang ditujukan untuk membantu dalam memilih lapangan kerja serta karier yang sesuai.

 4 Kesulitan dalam pembimbingan dan upaya untuk mengatasinya

          Dosen  penasehat Akademik  menjumpai  mahasiswa  dengan masalah-masalah pribadi yang secara tidak langsung  dapat  mempengaruhi  prestasi belajarnya  sehingga  mahasiswa  yang bersangkutan memerlukan bimbingan intensif. Apabila dosen wali mengalami kesulitan dalam pembimbingan  tersebut  dan  tidak  dapat menyelesaikan  masalah yang dihadapi oleh mahasiswa,  maka  diperlukan  rujukan bimbingan dan konseling ke tingkat Fakultas.

 5 Manfaat yang diperoleh mahasiswa dari pembimbingan

         Dapat mengatasi masalah perkuliahan sejak dini dan masa perkuliahan berjalan sesuai dengan rencana. Selama melaksanakan  studinya  ditunjukkan  dengan Indeks Prestasi tiap semester.
Read More

Kompetensi Lulusan



Kompetensi 

 1. Kompetensi utama lulusan

          Program studi Sosiologi memiliki kompetensi yang mengarah pada kemampuan lulusan menguasai teori-teori dasar dari sosiologi, terutama teori sosiologi klasik dan teori sosiologi modern yang ditunjang dengan beberapa Mata Kuliah sosiologi terapan lainnya. 

2. Kompetensi pendukung lulusan

       
          Kompetensi pendukung program studi Sosiologi; terdiri dari kemampuan lulusan mengaplikasikan beberapa pengetahuan dan praktek selama menempuh pendidikan seperti kemampuan melakukan FGD, pemetaan social, kepekaan terhadap masalah-masalah sosial budaya maupun kemampuan melakukan penelitian ilmiah yang terintegrasi dalam kurikulum pendidikan seperti, pengantar metode penelitian social, MPS Kualitatif, MPS Kuantitatif, dan mata kuliah penunjang lainnya.
Read More

Layanan kepada Mahasiswa



Jenis Pelayanan kepada Mahasiswa

1. Bimbingan dan Konseling.

         Bentuk kegiatan berupa konseling pribadi, konseling pendidikan dan bimbingan karier oleh dosen penasehat akademik. Konseling pribadi yaitu bimbingan yang berkaitan dengan masalah –masalah pribadi dan cara – cara pemecahannya. Konseling pendidikan yaitu bimbingan yang  berkaitan  dengan  masalah  akademik.  Bimbingan  karier  mahasiswa  yaitu bimbingan yang ditujukan untuk membantu dalam memilih lapangan kerja serta karir yang sesuai. Dalam pelaksanaannya, kegiatan bimbingan dan konseling tidak hanya dilakukan  pada  setiap  perwalian  (pengisian  Kartu  Rencana  Studi)  namun  juga dilakukan sewaktu-waktu di luar jam perkuliahan terutama bagi mahasiswa yang membutuhkan bimbingan intensif. Setiap dosen wali diharapkan dapat memonitor perkembangan studi setiap mahasiswa yang dibimbingnya. Dalam pelaksanaannya,apabila masalah yang dihadapi mahasiswa tidak dapat diselesaikan oleh dosen wali, maka diperlukan rujukan bimbingan dan konseling ke tingkat Fakultas. Hasil  yang  diharapkan  adalah  mahasiswa  dapat  berhasil  dengan  baik  selama melaksanakan  studinya (ditunjukkan dengan  Indeks Prestasi tiap semester) dan mahasiswa mampu mengembangkan pribadinya agar menjadi manusia yang dewasa, mantap dan bertanggung jawab. 

2 Minat dan bakat (ekstra kurikuler)

        Bentuk kegiatan berupa pembinaan dan pengembangan minat, bakat dan kegemaran mahasiswa terhadap kegiatan ekstra kurikuler tertentu.  Kegiatan pembinaan dan pengembangan  minat,  bakat  dan  kegemaran  ini  dilakukan  baik  melalui  wadah kelembagaan (Senat Mahasiswa Ilmu sosial dan ilmu politik) maupun kelompok dan perorangan. Dalam pelaksanaannya selalu berupaya untuk memberikan fasilitas seperti pendanaan, penyediaan sarana kegiatan olahraga, kesenian serta sarana kegiatan lainnya, mendatangkan pelatih dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengikuti kegiatan – kegiatan diluar kampus.  Setiap mahasiswa dapat mengikuti dan menjadi anggota salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas yang diminatinya dengan memenuhi ketentuan dari masing-masing UKM.  Dalam hal ini, peran dosen penasehat akademik dan dosen pembimbing kemahasiswaan sangat diperlukan. Hasil  yang  diharapkan  adalah  mahasiswa  dapat  menampung,  menyalurkan  dan mengembangkan minat, bakat dan kegemaran guna meningkatkan kreativitas dan idealisme mahasiswa serta memberi wawasan kepemimpinan dan keunggulan. Hasil  yang  diharapkan  adalah  mahasiswa  dapat  menampung,  menyalurkan  dan mengembangkan minat, bakat dan kegemaran guna meningkatkan kreativitas dan idealisme mahasiswa serta memberi wawasan kepemimpinan dan keunggulan.

 3 Pembinaan soft skills

           Layanan pembinaan soft skills diberikan dalam bentuk pelaksanaan berbagai kegiatan pengembangan diri antara lain Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) bagi mahasiswa baru; peningkatan kesadaran dan spiritualitas mahasiswa melalui kegiatan dakwah kampus (mentoring);  program  pengembangan  kreativitas  mahasiswa  di  bidang penalaran dan pembinaan kemampuan mahasiswa dalam berorganisasi; memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengikuti Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa tingkat lanjut dan berbagai pelatihan peningkatan soft skill mahasiswa yang berfokus  pada  leadership  dan  ketrampilan  berkomunikasi  serta  meningkatkan kemampuan kewirausahaan (enterpreneurship) mahasiswa dalam berbagai bentuk kegiatan  kewirausahaan  praktis.  Dalam  pelaksanaannya,  peran  pembimbing kemahasiswaan sangat diperlukan. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah meningkatnya kemampuan soft skill Mahasiswa.

 4 Beasiswa

         Pelayanan beasiswa selama ini diperoleh BPM, BBM, Kompensasi BBM, PPA dan Bidik Misi yang pelaksanaanya sesuai dengan syarat perolehan beasiswa. Hasil yang diharapkan yaitu dengan adanya beasiswa dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih meningkatkan kualitas SDM dan ketrampilan.

5 Kesehatan

      Pelayanan kesehatan melalui pemerikasaan kesehatan gratis bagi mahasiswa, alumni dan dosen Sosiologi.

6 Iman dan Takwa

           
            Pelayanan dalam bimbingan iman dan takwa melalui lembaga dakwah kampus. Hasil yang diharapkan adalah meningkatnya iman dan ketakwaan mahasiswa serta kecerdasan emosional dan spiritual.
Read More

Visi, Misi dan Tujuan Program Studi


Visi
 Menjadikan program studi Sosiologi unggul dalam pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi, menjadi pusat pengembangan dan rujukan pendidikan sosiologi yang berbasis akhlak dan budaya serta menyiapkan kader-kader pembangunan yang berwawasan luas berdasarkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa pada tahun 2015 

 Misi 
1. Melaksanakan proses pendidikan dan pengajaran dengan pendekatan pendidikan akhlak dan budaya berdasarkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa 
2. Melaksanakan proses pendidikan dan pengajaran yang mengedepankan aspek akhlak dan budaya yang terintegrasi dalam kurikulum
3.  Menyelenggarakan proses pendidikan dan pengajaran Sosiologi dengan menyesuaikan antara aspek teoritis akademis dengan aspek empiris aplikatif 
4. Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka pengembangan Sosiologi secara berkelanjutan serta berkontribusi dalam pelaksanaan pembangunan
5.  Membangun dan mengembangkan kemitraan dengan berbagai komponen dalam masyarakat guna mensinergikan potensi-potensi yang ada dalam rangka pembangunan bangsa

 Tujuan
1. Menghasilkan sarjana sosial yang berkarakter, intelektual dan kreatif yang dapat bersaing dengan alumni dari perguruan tinggi lain
2. Menghasilkan sarjana sosial yang memiliki kemampuan dalam memahami konsep, teori dan pendekatan Sosiologi, serta mampu menganalisis fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat
3. Menghasilkan sarjana Sosiologi yang mandiri dan mampu bekerjasama dalam mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi dan memanage potensi dalam masyarakat 
4. Menguasai berbagai metode penelitian sosial dan mampu melakukan penelitian secara mandiri dan berkualitas
5. Mengembangkan sosiologi sebagai ilmu maupun sebagai pengetahuan untuk mengidentifikasi berbagai potensi masyarakat Terjalinnya kerjasama dan kemitraan dengan berbagai lembaga baik lokal maupun nasional dalam mengembangkan Sosiologi


(Sumber gambar: apaperbedaan.blogspot.com)
Read More

Identitas Program Studi


Program Studi (PS) : SOSIOLOGI

 Jurusan/Departemen : SOSIOLOGI

 Fakultas : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

 Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN

 Nomor SK pendirian PS (*) : 0533 / O / 1986

 Tanggal SK pendirian PS : 05 – 08 – 1986

 Pejabat Penandatangan SK Pendirian PS : MENDIKBUD RI

 Bulan & Tahun Dimulainya Penyelenggaraan PS : Agustus 1986

 Nomor SK Izin Operasional (*) : 10699/D/T/2012

 Tanggal SK Izin Operasional : 24 Februari 2012

 Peringkat (Nilai) Akreditasi Terakhir: B

 Nomor SK BAN-PT : 026/BAN-PT/AK-XII/S1/IX/2009

 Alamat PS : Kampus Palagimata, Jln. Sultan Dayanu Ikhsanuddin. Kec. Betoambari Kota Baubau

 No. Telepon PS : (0402) 2825948

 No. Faksimili PS : 0402 2826682

 Homepage dan E-mail PS : sosiologiunidayan.blogspot.com prodi_sosiologiunidayan@yahoo.com
Read More

Senin, 24 Februari 2014

Elit Kekuasaan dan “Hukum Besi Oligarki”

Ainun Zaujah, S.Sos

“Negara kita telah banyak diurus oleh orang-orang yang salah, dan anehnya cara mereka mengurusnya dengan cara-cara yang salah pula. Bagaimanakah jikalau dua kutub itu sama-sama bekerja lalu membuat satu opini bahwa mereka telah pontang-panting bekerja untuk Negara/daerah. Tapi, nyatanya mereka telah pontang-panting menguras rakyat dan harta kekayaan daerah . Apa yang harus kita lakukan saudaraku…Lawan!!! Itu sebuah ungkapan progresif bagi para koruptor dan penguasa-penguasa yang menindas” 

            Petikan paragraph di atas saya ambil dari sebuah opini yang diterbitkan baubau pos hari sabtu, 21 Mei 2011 dengan judul : Menyoal Tenaga Ahli DPRD Kota BauBau oleh Darmawan Wiridin, S.H. 
       Penulis mencoba menganalisis paragraph di atas secara sosiologis. Berikut, kami sajikan beberapa landasan teoritis yang menjelaskan mengenai stabilitas dan keseimbangan yang mantap dan kurangnya konflik terbuka yang terjadi di sebuah Negara/daerah yang tercipta karena kemampuan dari mereka yang berada dalam struktur kekuasaan untuk memaksakan kemauan mereka memeras dan memanipulasi pandangan umum untuk menghindari perbedaan pendapat, meskipun ada perlawanan potensial. 
      Seorang tokoh sosiologi kontemporer C. Wright Mills, lahir dan dibesarkan di Texas. Dia menganalisa elit kekuasaan di Amerika secara kritis. Gambaran Mills tentang elit di Amerika dimuat dalam bukunya The Power Elite 1956. Tesis sentral Mills menjelaskan bahwa di Amerika, kaum elit menduduki posisi atas meliputi institusi ekonomi, militer dan politik. Ke-3 komponen ini berkolaborasi dan membentuk elit kekuasaan yang terintegrasi dan terpadu. Dimana keputusan-keputusan penting yang meraka ambil menentukan struktur dasar dan arah masyarakat. Posisi mereka secara ekonomis dan politis adalah dominan, memiliki kepentingan yang sama besar, bekerjasama dalam banyak hal untuk mempertahankan dominasinya. Keputusan mereka membentuk kehidupan semua orang yang berada dalam jenjang kekuasaan yang lebih rendah. Keputusan yang mereka ambil berdasarlan kepentingan golongan demi mempertahankan dominasinya ketimbang memberikan kesejahteraan kepada masyarakat biasa. 
        Analisa Mills sejalan dengan proses organisasional yang digambarkan seorang sosiolog jerman bernama Robert Michels dengan apa yang disebutnya “ hukum besi oligarki “ ( iron law of oligarchy ). Konsep ini menunjuk pada suatu kecenderungan umum bagi kekuasaan untuk menjadi terkonsentrasi pada tangan suatu elit yang keputusan dan tindakannya secara bertahap diarahkan untuk mempertahankan kekuasaan mereka lebih daripada meningkatkan kepentingan rakyat jelata. Meski Michels menguji proses ini dalam konteks partai politik. Namun, hasilnya dapat dibandingkan dengan analisa Mills mengenai masyarakat amerika. 
        Michels menjelaskan bahwa partai politik yang semakin besar, membuat jarak social semakin lebar antara pimpinan partai dan anggotanya. Akibatnya minat dan keterlibatan aktif dari setiap anggota umumnya bertambah kurang secara drastic. Sebagian disebabkan karena anggota pada umumnya merasa bahwa suara mereka mungkin tidak akan didengar dan karena itu menarik diri dari partisipasi aktif. Apabila perasaan tidak berdaya, acuh tak acuh menyebar luas di kalangan bawahan akan muncul suatu massa pasif sebagai hasilnya tanpa memberikan suara efektif dalam menentukan kebijaksanaan organisasi. Sikap apatis ini dimanfaatkan oleh para pimpinan untuk memperkuat kekuasaan mereka dan mengejar kepentingannya. Meski muncul perlawanan atau oposisi dari bawahan ,tidak menjadi halangan yang berarti. Karena kaum elit partai berada dalam pusat system komunikasi sehingga mampu mengontrol arus informasi untuk membenarkan kebijaksanaan dan tindakan mereka.
      Kenyataan membuktikan bahwa jabatan memberikan kepada mereka yang berkuasa suatu legitimasi teertentu yang tidak terdapat pada gerakan oposisi. Karena legitimasi inilah maka seruan mereka yang sedang berkuasa itu yang mengatakan bahwa tindakan mereka untuk kepentingan angggota cenderung dipercayai daripada serangan kritik dari oposisi. Mereka juga memiliki sumber yang dapat mereka gunakan untuk “menyuap” lawan-lawan yang tangguh ( atau bekerja sama ) dalam lingkaran elit itu. 
     Dinamika organisasi dalam hukum besi oligarki tidak berarti bahwa tidak mungkin untuk menggulingkan stuktur kekuasaan yang sudah mapan itu. Sejarah dari begitu banyak masyarakat mengungkapkan bahwa struktur kekuasaan itu kadang-kadang digulingkan dan diganti. Namun , banyak rintangan yang harus diatasi supaya gerakan oposisi itu berhasil. Tetapi kalau suatu gerakan oposisi berhasil menggulingkan suatu struktur kekuasaan tanpa atau dengan perlawanan, struktur kekuasaan baru yang dibentuk untuk menggantikannya, tanpa kecuali akan memperlihatkan kecenderungan oligarki yang sama, meskipun ada seruan untuk mengikuti prinsip-prinsip demokrasi dalam proses perjuangan menggulingkan struktur kekuasaan lama. 
        Seorang sosiolog jerman, Ralf Dahrendorf lahir tahun 1929 menyatakan hal yang serupa tentang otoritas elit yang berkuasa. Menurut Dahrendorf, mereka yang menggunakan otoritas dan mereka yang tunduk padanya pasti memiliki kepentingan yang saling bertentangan. Kepentingan kelas yang berkuasa adalah mempertahankan legitimasi posisinya yang dominan, atau dengan kata lain, mempertahankan status quo sejauh ada hubungannya dengan strutur otoritas itu. 
        Diharapkan kerjasama berbagai pihak untuk menyelesaikan krisis bangsa. Masing-masing pihak tentu punya strategi tertentu dalam memposisikan dirinya. Dalam rangka menciptakan baubau masa depan, baubau harapan demi terciptanya civil society. Civil society adalah suatu masyarakat yang secara prinsip bersifat mandiri dan terlepas dari kekuasaan Negara. Masyarakat yang mampu mengisi ruang public, dengan melakukan partisipasi politik dalam rangka pembentukan kebijaksanaan public dalam sebuah Negara. Karena kapasitasnya yang mampu mengisi ruang public, Negara akan terbatas kekuasaannya, dan akhirnya demokrasi merupakan sebuah kenyataan yang tidak dapat dinafikkan. Dalam konteks kehidupan politik Indonesia seperti sekarang ini, yang paling potensial untuk menciptakan civil society adalah kalangan NGO/LSM. Karena, dalam kenyataannya merekalah yang mampu mengisi ruang public secara maksimal. Kita dapat mengambil contoh tentang RUU ketenagakerjaan. Yang paling jelas menentukan posisinya adalah kalangan NGO, misalnya YLBHI, FSPSI, dan lain-lain, ( Afan Gaffar, Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi ).
         Bagaimana dengan partai politik? Kita juga memahami, bahwa peranan partai politik sudah direduksi pada tingkat fraksi di DPR. Partai politik baru muncul kalau mendekati dan pada waktu penyelenggaraan pemilihan umum saja. Tetapi, kalau sudah menyangkut persoalan public, partai politik tidak kedengaran suara dan posisinya. Padahal, Jika kita meletakkan partai dalam skala nasional negeri ini maka fungsi partai politik adalah sebagai penyalur aspirasi. Namun, yang lebih fundamental adalah fungsi parpol sebagai sekolah kepemimpinan. Dari mana Negara kita mengambil pemimpinnya?. Sumber satu-satunya kepemimpinan nasional dan daerah adalah partai politik. Tugas partai politik adalah mencetak pemimpin dan mengkontribusikannya pada Negara. Jika fungsi ini tidak berjalan, maka yang akan lumpuh adalah Negara karena kehilangan mata airnya, ( Anis Matta, Mencari Pahlawan Idonesia ).
        Di Indonesia, kebijaksanaan public, terutama dalam proses pembentukan agenda dan formulasi kebijaksanaan, merupakan domain dari sejumlah kecil elite. Sebaliknya warga masyarakat mengalami alienasi dalam hal proses itu. Warga masyarakat tidak terlibat sama sekali. Namun, kalau sudah sampai pada tahap implementasi kebijaksanaan, rakyat diwajibkan untuk terlibat. Pemerintah merupakan pemegang dan penentu agenda public dalam kehidupan sehari-hari. Pemerintah hampir tidak mendengar apa yang berkembang dalam masyarakat. Misalnya pembangunan wilayah industry/ Pertambangan di suatu daerah. Hanya melibatkan Departemen terkait dengan satu dua orang pengusaha. Tidak ada diskusi public apakah lokalisasi pertambangan memang tepat dibangun di daerah tersebut? Apa kata ahli terkait proyek tersebut yang berada di perguruan tinggi, bagaimana pendapat kalangan petani/ masyarakat setempat. Itu hanyalah salah-satu contoh bagaimana kebijaksanaan public dirumuskan tanpa melibatkan masyarakat sama sekali. 
          Bagaimana jadinya bangsa ini, bangsa yang besar, bangsa yang memiliki jati diri dan identitas yang jelas. Tapi dalam aplikasinya jauh panggang dari api. Penulis denny indrayana dosen hukum tata negara fakultas Hukum, UGM. Dapat gelar Ph.D dari faculty of law, unevirsity of Melbourne, mengatakan “ini negeri mafia Bung!”. Gambaran negeri ini turut diperparah dengan peran media dalam menyajikan informasi kepada masyarakat. Setiap harinya jika kita buka channel TV : Pembunuhan, demo anarki, mutilasi, korupsi, mafia peradilan, pornografi, sengketa tanah, bunuh diri menjadi menu harian masyarakat Indonesia. Tampilan media Seolah-olah Menggambarkan Indonesia adalah negeri yang MADESU (masa depan suram). Padahal banyak berita yang membanggakan di negeri Ini. Prestasi anak negeri yang ikut dalam olimpiade, petani yang memiliki lahan yang menghasilkan, peternak yang punya sapi gemuk dan sehat, Sri mumpuni dengan teknologi hidronya, Wirianingsih yang punya 10 anak hafal alqur`an dengan prestasi akademis yang luar biasa, Helvy tiana rosa penulis produktif, kepala sekolah yang berprestasi memajukan bangsa, para dosen yang spesialis di bidangnya, para pegiat social yang menghidupkan dan menyalakan semangat para dhuafa dan anak-anak jalanan. Harapan kedepannya media bisa menyajikan berita secara berimbang . Agar optimisme hadir menyusup ke nurani anak negeri ini. Agar perbuatan menyimpang tidak menjadi solusi bagi orang-orang yang putus asa. 
         Dalam tinjauan Sosiolog Emile Durkheim, kondisi yang dipaparkan oleh Darmawan Wiridin, SH bisa membawa masyarakat kepada kondisi anomi yaitu ketika aturan cultural : norma ,nilai kehilangan daya mengikatnya atau hancur sama sekali. Ketika orang hidup tanpa bimbingan, merasa terjungkir dan kehilangan pegangan. Mereka mencari jalan keluar dengan perilaku menyimpang atau bunuh diri diikuti anarki atau kekacauan social. Kecenderungan anomi banyak menimpa masyarakat modern . hal ini memerlukan perhatian terus-menerus untuk melestarikan atau memulihkan tatanan moral yang kuat. (Dosen sosiologi Unidayan)
Read More
Diberdayakan oleh Blogger.

© Sosiologi Universitas Dayanu Ikhsanuddin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena