Kamis, 19 Februari 2015

Masa Depan Masyarakat Manusia: sebuah kajian sosiologis dan Islam.

Ainun Zaujah, S.Sos
        Kita kini hidup dalam Era perubahan social yang sangat mengagumkan, ditandai oleh transformasi yang sangat berbeda dari yang pernah terjadi di Era sebelumnya: keruntuhan social Soviet, dunia yang semakin terpolarisasi, pembangunan system komunikasi global yang makin intensif, makin berjayanya kapitalisme ketika kesenjangan dunia makin parah, dan meluasnya masalah ekologi. 
            Modernisasi di segala bidang kehidupan tidak selamanya bernilai positif. Dampaknya terasa ambivalen. Kita menyaksikan berbagai dampak negative yang muncul menyertai kemajuan tersebut. Selain menguntungkan, modernitas juga merusak, dan adakalanya kerusakan tersebut sangat tragis. Kritik terhadap masyarakat kapitalis industry telah berlangsung sejak awal abad ke-19 dan berlanjut selama abad ke-20. Kritik paling gencar oleh Karl Marx dengan mengemukakan konsep alienasi. Lenyapnya ciri kemanusiaan oleh kapitalisme modern yang mengubah mayoritas manusia menjadi tergantung, ditindas dan dijadikan sebagai bahan mesin ekonomi. Tanpa bisa mengendalikan tenaga kerjanya sendiri dan hasil produksinya. Buruh menjadi terasing, ia tidak dapat lagi bisa berpartisipasi dalam asosiasi kerja secara bebas, tetapi terisolasi. Jadi, alienasi berarti kehilangan dorongan hati untuk bergaul, kehilangan kreativitas, kehilangan control terhadap tindakan, kehilangan otonomi dan singkatnya, menghancurkan “potensi kemanusiaan”. 
           Argument terakhir dari sekian argument yang ada, berkaitan dengan gejala perang. Selama abad ke-20 saja ditaksir lebih 100 juta penduduk tewas akibat kekejaman Hitler dan Stalin dalam konflik lokal dan global akibat perang. Meluasnya pengangguran dan kemiskinan, bahaya kelaparan dan epidemi, pemakaian obat terlarang dan kejahatan, kerusakan lingkungan dan kehabisan sumber daya, segala bentuk tirani dan kediktatoran mulai dari fasisme hingga komunisme, munculnya ancaman senjata nuklir dan kehancuran lingkungan. 
              Diagnosis Sorokin tentang peradaban barat di zamannya sendiri sangat penting. Kemunduran kultur umum, munculnya berbagai gejala negative atau patologis. “ Kita telah kehilangan semua keindahan music gereja abad pertengahan lalu beralih ke hiruk pikuk music jazz, dari music katedral gothic ke music perkampungan kumuh modern, dari seni pahat Michel angelo beralih ke jurnalistik pornografi. Seni kontemporer telah menjadikan pelacuran, criminal, gelandangan, sakit jiwa, kemunafikan dan perilaku murahan lainnya sebagai “pahlawan” kesayangannya”. 
            Di negeri sendiri, Indonesia tercinta kini diklaim sebagai Negara 1001 bencana. Negeri yang kaya akan sumber daya alamnya kini menangis akibat ulah manusia yang tidak memiliki mental modern. Kejahatan, kemiskinan yang berefek pada meningkatnya angka bunuh diri, pengangguran, narkoba, perkelahian pelajar adalah sederetan panjang peristiwa yang mengisi panggung kehidupan di negeri ini. Diantara sekian carut marut permasalahan kebangsaan yang seakan tak pernah teratasi dengan baik adalah penuntasan korupsi. Korupsi adalah pemicu kronis bangsa, sampai kini belum ditemukan obat penangkalnya, dia bagaikan lingkaran setan. Dalam kajian politik, korupsi mengikuti dalil Lord Acton, dianggap sebagai produk kekuasaan, melalui pernyataannya power tends to corrupt, absolut power corrupts absolutely. Dari sudut pandang ini korupsi di Indonesia dapat dipahami sebagai produk atau warisan kekuasaan masa pemerintah sebelumnya dan diyakini telah direproduksi tanpa rasa malu pada saat ini (Prof Ahmad Syafii Maarif ). 
              Di akhir millenium ke 21 banyak gagasan dilahirkan para ilmuwan. Yang relevan dengan tema ini adalah samuel huntington dengan tesisnya THE END OF NATIONS. Berakhirnya perang dingin maka persoalan dunia telah berakhir tidak lagi melihat komunisme sebagai ancaman dunia. Namun membuat manusia akan lebih mudah berinteraksi satu dengan yang lainnya, dalam kedamaian yang sebenarnya. mudahnya manusia berinteraksi , menyebabkan komputer dan alat komunikasi yang menjadi peralatan yang paling mendorong terciptanya dunia tanpa batas. Telepon pribadi anda yang bermerek Blackberry tersedia untuk anda berinteraksi dengan teman dan relasi melalui face book. Ini bukti bahwa koneksitas sosial menjadi kebutuhan hidup. 
          Huntington mengatakan bahwa pasca perang dingin yang akan terjadi adalah benturan peradaban dan konflik kepentingan. Baik kepentingan energy antara barat dengan pesaingnya, konflik agama, konflik ekonomi dsb. Konflik energi telah membuat iran menggunakan teknologi nuklir sebagai alternatif energi yang diperlukan. ini dianggap komoditas baru bagi politik luar negeri. Iran dikecam menjadi sasaran negara barat. konflik ini akan meluas pada masa yang akan datang. Melahirkan konflik semakin multidimensi. Israel-palestina, Krisis timur tengah : revolusi tunisia, revolusi mesir (husni mubarak),revolusi lybia, aliran-aliran agama berkembang sedemikian rupa secara majemuk juga menjadi pemicu konflik. Misalnya ahmadia dan islam, Konflik lintas agama: konflik Poso, konflik Ambon, Pendeta Bob Old yang membakar al-qur`an dan meninggal dengan tragis akibat kecelakaan. Konflik sesama organisasi islam: saling menjatuhkan, merasa diri paling benar, fitnah. 
              Masih adakah harapan yang tersisa atau hanya fatamorgana? Sesungguhnya Jalan keluar itu makin dekat ketika kita hampir putus asa. Ada beberapa pandangan para ahli social akan masa depan masyarakat manusia. Penulis memilih salah-satu pandangan, yakni yang optimis. “Diyakini bahwa kesenangan baru akan muncul dalam sejarah manusia. Seperti apa wujudnya, masih belum jelas tetapi sudah disediakan namanya :post modern. Semuanya menatap ke masa depan yang lebih baik dan jauh dari aspek negative modernitas”. 

Kabar Gembira tentang Datangnya Zaman Keemasan 
           Islam kembali bersinar di Tunisia. Tunisia, Negara di sebelah utara Afrika, yang sempat Berjaya saat kekuasaan Arab abad ke-7,kemudian berubah drastic setelah memperoleh kemerdekaan dari perancis, 20 maret 1956. Habib Bourguiba, presiden saat itu, membawa negaranya yang bercorak arab menganut paham sekuler. Selama 31 tahun memimpin, rakyat tertekan. Mereka tak bebas menjalankan ibadah, padahal 98% penduduknya muslim. Bourguiba akhirnya digulingkan perdana menterinya Ben Ali, pada 1987. Kenyataannya Ben Ali tak membuat Tunisia lebih baik, Islam malah bernasib lebih tragis. 
             Kerusuhan yang terjadi di Tunisia mencengangkan dunia. Betapa tidak, negeri yang “adem ayem” itu mendadak diserbu rakyat yang mendesak Presiden Zine El Abidine Ben Ali mundur. Mundurnya para pemimpin berpaham sekuler membuat harapan menegakkan pemerintahan islam di Tunisia kembali mekar, apalagi associated Press melaporkan Rachid Ghanouchi pemimpin partai Islam Ennahdha (partai islam terbesar di Tunisia) pulang dari Inggris setelah 20 tahun meninggalkan tanah airnya. Revolusi Tunisia kemudian mengilhami Negara-negara di Timur Tengah untuk melakukan Revolusi terhadap pemerintahan Sekuler. 
             Selain itu geliat kebangkitan islam juga terjadi di berbagai Negara Eropa salah satunya adalah Amerika Serikat. Muslim di Amerika makin dibendung makin berkembang. Islam dicap teroris, islamphobia kian marak. Dampak serangan 11 September membuat warga AS penasaran dengan islam: meningkatnya penjualan al-qur`an di sejumlah toko buku di Amerika. Dari sekedar ingin tahu, banyak warga non muslim yang bersyahadat. Mereka baru sadar ternyata islam rasional,proporsional loveable setelah mempelajari islam bukan dari media, tetapi langsung pada sumbernya yang asli Al-Qur`an dan Hadist Rasulullah s.a.w. Hampir tiap shalat jumat, ada pengumuman dari imam akan ada yang masuk islam usai shalat. Kini , muslim ada di setiap lini kehidupan. Dari anggota kongres, pegawai gedung putih, anggota DPRD, sampai walikota. 1 dari 8 penduduk kota new york adalah muslim, Lebih dari 13 % murid muslim ada di tiap sekolah di AS. 1200 masjid tersebar di AS. 
               Masyarakat modern telah merasakan kesejahteraan, namun tidak dipuaskan olehnya. Seperti yang dijelaskan oleh Andrew Delbanco dari Univ.Columbia. Ciri BUDAYA KONTEMPORER yang paling menonjol adalah PENCARIAN YANG TAK TERPUASKAN TERHADAP TRANSENDENSI/SPIRITUAL. 
               Dengan mempertimbangkan fakta yang ada, terungkap bahwa terdapat suatu pergerakan kuat menuju Islam di banyak negara, dan Islam semakin menjadi pokok bahasan terpenting bagi dunia. Perkembangan ini menunjukkan bahwa dunia sedang bergerak menuju zaman yang sama sekali baru. Yaitu sebuah zaman yang di dalamnya, insya Allah, Islam akan memperoleh kedudukan penting dan ajaran akhlak Al Qur'an akan tersebar luas. Penting untuk dipahami, perkembangan yang sangat penting ini telah dikabarkan dalam Al Qur'an 14 abad yang lalu:
                 “Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al Qur'an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai”. (QS. At Taubah, 9: 32-33) 
                  Tersebarnya akhlak Islami adalah salah satu janji Allah kepada orang-orang yang beriman. Selain ayat-ayat ini, banyak hadits Nabi kita SAW menegaskan bahwa ajaran akhlak Al Qur'an akan meliputi dunia. Di masa-masa akhir menjelang berakhirnya dunia, umat manusia akan mengalami sebuah masa di mana kezaliman, ketidakadilan, kepalsuan, kecurangan, peperangan, permusuhan, persengketaan, dan kebobrokan akhlak merajalela. Kemudian akan datang Zaman Keemasan, di mana tuntunan akhlak ini mulai tersebar luas di kalangan manusia bagaikan naiknya gelombang air laut pasang dan pada akhirnya meliputi seluruh dunia. Sejumlah hadits ini, juga ulasan para ulama mengenai hadits tersebut, dipaparkan sebagaimana berikut: 
1.“Selama [masa] ini, umatku akan menjalani kehidupan yang berkecukupan dan terbebas dari rasa was-was yang mereka belum pernah mengalami hal seperti itu. [Tanah] akan mengeluarkan panennya dan tidak akan menahan apa pun dan kekayaan di masa itu akan berlimpah. (Sunan Ibnu Majah)” 
2.“… Penghuni langit dan bumi akan ridha. Bumi akan mengeluarkan semua yang tumbuh, dan langit akan menumpahkan hujan dalam jumlah berlimpah. Disebabkan seluruh kebaikan yang akan Allah curahkan kepada penduduk bumi, orang-orang yang masih hidup berharap bahwa mereka yang telah meninggal dunia dapat hidup kembali. (Muhkhtasar Tazkirah Qurtubi, h. 437) 
3.“Bumi akan berubah seperti penampan perak yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan ... (Sunan Ibnu Majah) “
4.“Bumi akan diliputi oleh kesetaraan dan keadilan sebagaimana sebelumnya yang diliputi oleh penindasan dan kezaliman. (Abu Dawud) “ 
5.“Keadilan akan demikian jaya sampai-sampai semua harta yang dirampas akan dikembalikan kepada pemiliknya; lebih jauh, sesuatu yang menjadi milik orang lain, sekalipun bila terselip di antara gigi-geligi seseorang, akan dikembalikan kepada pemiliknya… Keamanan meliputi seluruh Bumi dan bahkan segelintir perempuan bisa menunaikan haji tanpa diantar laki-laki. (Ibn Hajar al Haitsami: Al Qawlul Mukhtasar fi `Alamatul Mahdi al Muntazar, h. 23)"
              Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, Zaman Keemasan merupakan suatu masa di mana keadilan, kemakmuran, keberlimpahan, kesejahteraan, rasa aman, perdamaian, dan persaudaraan akan menguasai kehidupan umat manusia, dan merupakan suatu zaman di mana manusia merasakan cinta, pengorbanan diri, lapang dada, kasih sayang, dan kesetiaan. Dalam hadits-haditsnya, Nabi kita SAW mengatakan bahwa masa yang diberkahi ini akan terjadi melalui perantara Imam Mahdi, yang akan datang di Akhir Zaman untuk menyelamatkan dunia dari kekacauan, ketidakadilan, dan kehancuran akhlak. Ia akan memusnahkan paham-paham yang tidak mengenal Tuhan dan menghentikan kezaliman yang merajalela. Selain itu, ia akan menegakkan agama seperti di masa Nabi kita SAW, menjadikan tuntunan akhlak Al Qur'an meliputi umat manusia, dan menegakkan perdamaian dan menebarkan kesejahteraan di seluruh dunia. 
           Kebangkitan Islam yang sedang dialami dunia saat ini, serta peran Turki di era baru merupakan tanda-tanda penting bahwa masa yang dikabarkan dalam Al Qur'an dan dalam hadits Nabi kita sangatlah dekat. Besar harapan kita bahwa Allah akan memperkenankan kita menyaksikan masa yang penuh berkah ini. (Tulisan ini pernah dimuat pada harian Baubau Pos, 2011)

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

© Sosiologi Universitas Dayanu Ikhsanuddin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena